Sastra melayu klasik
Karya
sastra melayu klasik adalah karya-karya yang tersiar pada periode sastra
tradisional atau sastra lama. Dalam karya sastra disebutkan bahwa sastra lama
berkembang sebelum periode 20-an.
Ciri-ciri
sastra klasik
- Nama
pengarangnya tidak diketahui (Anonim)
- Bersifat
prologis, mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum
- Istana
sentries, karya sastrawan bersumber dari kehidupan istana atau raj-raja.
- Bersifat
klise
- Fantastis
- Statis
- Lisan,
disampaikan dari mulut kemulutTidak berangka tahun
Nilai
dalam karya sastra klasik
Nilai
adalah sesuatu sifat atau hal penting dan berguna bagi kemanusiaan. Nilai dapat
berupa konsep, prinsip, cara berfikir, prilaku, dan sikap seseorang.
Kandungan
nilai dalam karya tidak hanya mengungkapkan keindahan saja, tetapi memiliki
juga titik identifikasi dengan pengarang dan lingkungan. Seseorang pengarang
berupaya menyampaikan tanggapan, gagasan perasaan, pengalaman dan
pandangan-pandangan terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian
muncullah hal-hal yang menyita perhatian direnungkan, dipahami, dilaksanakan,
bahkan disebarluaskan, dan dipertahankan keberadaannya. Itulah nilai-nilai
luhur kehidupan. Misalnya nilai moral yang berhubungan kemanusian, kerukunan,
kebersamaan dan keselarasan, kepercayaan, kebutuhan, dan lain-lain. Nilai-nilai
luhur inilah yang berjasa mendidik, membina dan mendewasakan pembaca.
Jenis
karya klasik
Jenis
karya sastra melayu klasik menurut bentuknya terbagi atas dua bagian atau
bentuk. Yaitu sastra puisi dan sastra prosa
a. Berbentuk
puisi
Karya sastra klasik dalam
bentuk puisi juga memiliki berbagai macam jenis. Diantaranya adalah;
Mantra
adalah rangkaian kata yang mengandung rima danirama yang dianggap mengandung
kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh seorang dukun atau pawang
untuk melawan atau menandingi kekuatan gaib lainnya. Namun, hakikat
mantra itu sendiri adalah doa yang diucapkan oleh seorang pawang dalam
keadaan trance ‘kerasukan’. Di dalam mantra yang penting bukan makna
kata demi kata, melainkan kekuatan bunyi yang bersifat sugestif.
Contoh mantra:
Pulanglah engkau kepada
rimba sekampung,
Pulanglah engkau kepada
rimba yang besar,
Pulanglah engkau kepada
gunung guntung,
Pulanglah engkau kepada
sungai yang tiada berhulu,
Pulanglah engkau kepada
kolam yang tiada berorang,
Pulanglah engkau kepada
mata air yang tiada kering,
Jikalau kau tiada mau
kembali, matilah engkau.
Bidal adalah
kalimat singkat yang mengandung pengertian atau kiasan dan membayangkan
sindiran.
1. Contoh Bidal Ungkapan
- Tangan panjang artinya suka mencuri
- Ringan tangan artinya suka membantu
- Besar kepala artinya sombong
2. Contoh Bidal Pepatah
- Anjing menyalak tidak menggigit artinya mulut besar tetapi penakut.
- Besar pasak daripada tiang artinya besar pengeluaran dari pendapatan.
3. Contoh Bidal Perumpamaan
- Bagai durian dengan mentimun artinya orang kecil melawan orang besar pasti akan kalah.
- Seperti kerbau di cocok hidung artinya orang yang bodoh selalu menurut perintah orang lain.
4. Contoh Bidal Tamzil
- Ada ubi ada talas, ada budi ada balas
5. Contoh Bidal Ibarat
- Bagai kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak hendak
- Ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang
6. Contoh Bidal Kata arif
- Senangkanlah hatimu dengan menyenangkan hati orang lain.
7. Contoh Bidal Pameo
- Sekali merdeka tetap merdeka.
- Tangan panjang artinya suka mencuri
- Ringan tangan artinya suka membantu
- Besar kepala artinya sombong
2. Contoh Bidal Pepatah
- Anjing menyalak tidak menggigit artinya mulut besar tetapi penakut.
- Besar pasak daripada tiang artinya besar pengeluaran dari pendapatan.
3. Contoh Bidal Perumpamaan
- Bagai durian dengan mentimun artinya orang kecil melawan orang besar pasti akan kalah.
- Seperti kerbau di cocok hidung artinya orang yang bodoh selalu menurut perintah orang lain.
4. Contoh Bidal Tamzil
- Ada ubi ada talas, ada budi ada balas
5. Contoh Bidal Ibarat
- Bagai kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak hendak
- Ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang
6. Contoh Bidal Kata arif
- Senangkanlah hatimu dengan menyenangkan hati orang lain.
7. Contoh Bidal Pameo
- Sekali merdeka tetap merdeka.
Talibun
adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi,
tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama
abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Contoh Talibun :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu.
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu.
Seloka
merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang
mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris
memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang
ditulis lebih dari empat baris.
a. contoh seloka 4 baris:
anak pak dolah makan lepat,
makan lepat sambil melompat,
nak hantar kad raya dah tak sempat,
pakai sms pun ok wat ?
b. contoh seloka lebih dari 4 baris:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui
a. contoh seloka 4 baris:
anak pak dolah makan lepat,
makan lepat sambil melompat,
nak hantar kad raya dah tak sempat,
pakai sms pun ok wat ?
b. contoh seloka lebih dari 4 baris:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui
Gurindam
adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan
irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama
berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan
jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
contoh :
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat
Pantun
merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a,
a-a-b-b. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora
dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun
tersebut. 1 baris terdiri dari 4-5 kata, 8-12 suku kata.
Contoh :
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Karmina
atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua
baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki
pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun
ungkapan secara langsung.
Contoh Karmina 1
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu jagoan sekarang ustad
Contoh Karmina 2
Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Contoh Karmina 3
Buah nagka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
Contoh Karmina 4
Kelapa diparut enak rasanya
Biar pertunya gendut baik hatinya
Contoh Karmina 5
Ikan lele beli di pasar
Persoalan sepele jangan diumbar
Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu jagoan sekarang ustad
Contoh Karmina 2
Pergi ke rawa ke muara pula
Sudah tak juara tak sholat pula
Contoh Karmina 3
Buah nagka bentuknya bulat
Sudah tua bangka belum ingat akhirat
Contoh Karmina 4
Kelapa diparut enak rasanya
Biar pertunya gendut baik hatinya
Contoh Karmina 5
Ikan lele beli di pasar
Persoalan sepele jangan diumbar
Syair
adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak.
Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung
arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung
maksud). Syair berasal dari Arab.
Contoh syair:
Syair Ken Tambuhan
Lalulah berjalan Ken
Tambuhan
diiringkah penglipur dengan tadahan
lemah lembut berjalan pelahan-lahan
lakunya manis memberi kasihan
diiringkah penglipur dengan tadahan
lemah lembut berjalan pelahan-lahan
lakunya manis memberi kasihan
Tunduk menangis segala
puteri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
Syair Abdul Muluk
Berhentilah kisah raja
Hindustan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah Paduka Sultan
Duduklah Baginda bersuka-sukaan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah Paduka Sultan
Duduklah Baginda bersuka-sukaan
Abdul Muluk putera Baginda
Besarlah sudah bangsa muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
Besarlah sudah bangsa muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
Parasnya elok amat
sempurna
Petak majelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina
Petak majelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina
Stanza
adalah sajak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan buah
kalimat. Stanza disebut juga oktaf. Persajakan stanza atau oktaf tidak berurutan.
Contoh stanza:
PERTANYAAN ANAK KECIL
Hai kayu-kayu dan
daun-daunan!
Mengapakah kamu
bersenang-senang?
Tertawa-tawa
bersuka-sukaan?
Oleh angin dan tenang,
serang?
Adakah angin tertawa
dengan kami?
Bercerita bagus
menyenangkan kami?
Aku tidak mengerti
kesukaan kamu!
Mengapa kamu tertawa-tawa?
Hai kumbang
bernyanyi-nyanyi!
Apakah yang kamu
nyanyi-nyanyikan?
Bunga-bungaan kau penuhkan
bunyi!
Apakah yang kamu
bunyi-bunyikan?
Bungakah itu atau madukah?
Apakah? Mengapakah?
Bagaimanakah?
Mengapakah kamu
tertawa-tawa?
Soneta berasal
dari kata Sonetto dalam bahasa Italia yang terbentuk dari kata
latin Sono yang berarti ‘bunyi’ atau ‘suara’. Adapun syarat-syarat
soneta (bentuknya yang asli) adalah sebagai berikut.
• Jumlah baris ada 14
buah.
• Keempat belas baris
terdiri atas 2 buah quatrain dan 2 buah terzina.
• Jadi pembagian bait itu:
2 × 4 dan 2 × 3.
• Kedua buah kuatrain
merupakan kesatuan yang disebutstanza atau oktaf.
• Kedua buah terzina
merupakan kesatuan, disebut sextet.
• Octav berisi lukisan
alam; jadi sifatnya objektif.
• Sextet berisi curahan,
jawaban, atau kesimpulan sesuatu yang dilukiskan
dalam oktaf;
jadi sifatnya subjektif.
• Peralihan dari oktaf ke
sektet disebut volta.
• Jumlah suku kata dalam
tiap-tiap baris biasanya antara 9 dan 14 suku
kata.
• Rumus dan
sajaknya a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d.
Contoh Soneta: GEMBALA
Perasaan siapa ta’kan
nyala (a)
Melihat anak berlagu
dendang (b)
Seorang saja di tengah
padang (b)
Tiada berbaju buka kepala
(a)
Beginilah nasib anak
gembala (a)
Berteduh di bawah kayu nan
rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan
kandang (b)
Pulang ke rumah di senja
kala (a)
Jauh sedikit sesayup
sampai (a)
Terdengar olehku bunyi
serunai (a)
Melagukan alam nan molek
permai (a)
Wahai gembala di segara
hijau (c)
Mendengarkan puputmu
menurutkan kerbau (c)
Maulah aku menurutkan
dikau (c)
b. Berbentuk
Prosa
Seperti
halnya prosa dalam sastra modern, prosa dalam karya sastra klasik juga
mempunyai unsur-unsur tokoh, penokohan, alur, latar, setting, amanat, dan
teman.
Karya sastra klasik yang
berbentuk prosa terdiri dari cerita, cerita binatang, sejarah, mite, dan
legenda.
Jenis prosa lama:
Prosa sastra melayu klasik
juga memiliki berbagai macam jenisnya, diantaranya yaitu;
Dongeng
adalah cerita-cerita zaman purba yang berbentuk prosa yaitu tentang cerita
khayal dan penuh keajaiban. Dongeng ini disampaikan dari mulut kemulut.
Mite
berasal dari bahasa Yunani, mythos yaitu tentang kehidupan makhluk halus atau
hantu seperti jin, kuntilanak, dan dewi-dewi.
Misalnya: Si Kelambai, dan
Setan Penanggalan
Fabel ialah dongeng yang menceritakan
binatang yang hidup sebagai manusia berbuat dan berbicara seperti binatang.
Pada umumnya fabel
mempunyai tendens didaktis. Fabel ini sangat terkenal di Indonesia. Di
tiap-tiap daerah mempunyai pelaku-pelaku binatang yang berlainan.
Di Jawa dan di Melayu
dipusatkan pada planduk (kancil), di Sunda pada kura-kura, di Toraja pada kera
hantu.
Contoh: Hikayat Sang
Kancil
Legenada
ialah dongeng yang berisikan tentang cerita terjadinya nama-nama tempat,
gunung, sungai, danau, dan sebagainya.
Misalnya: Danau Gunung
Tangkuban Perahu, Terjadinya Danau Toba, Terjadinya Danau Maninjau.
Dongeng
ini sengaja menceritakan kebodohan seseorang. Apa yang dilakukannya serba
salah, sehingga menimbulkan humor atau kejenakaan.
Misalnya
1. Dalam
bahasa Melayu : Pak Pandir, labai Malang.
2. Dalam
bahasa Jawa : Joko
Pandir, Lebai Malang
3. Dalam
bahasa Batak : Ni Pandir.
4. Dalam
bahasa Sunda : Si kabayan.
Sage
ialah dongeng yang mengandung unsur sejarah.
Misalnya: Hang tuah
Joko Tingkir.
Hikayat
berasal dari bahasa Arab, yang berarti cerita. Hikayat ini mirip dengan
dongeng, penuh khayal, isinya tentang kehidupan sekitar istana, oleh karena itu
dapat disebut dongeng istana.
Pelaku utama dalam hikayat
adalah raja, permaisuri, putra raja yang gagah berani, serta putrinya yang
canti jelita.
Hikayat
Melayu: Hikayat hang Tuah, Hikayat Si
Sejarah
atau Silsilah. Penulis sejarah dalam sastra lama ialah pegawai istana, yang
berisikan tentang asal usul raja dan kejadian-kejadian penting, adat istiadat.
Contoh:
(1) Sejarah melayu – konon
dikarang oleh Tun Sri Lanang.
(2) Hikayat Raja – Raja
Pasai.
(3) Silsilah Bugis.
(4) Sejarah Danau Maninjau.
=Diambil dari Berbagai
Sumber=
Arinda Wita Hedila
Komentar
Posting Komentar