Perdaban
di Amerika
1. Bangsa
Maya
Suku
Maya mendiami daerah Meksiko Selatan dan bagian-bagian Amerika Tengah lainnya.
Pusat kebudayaannya terdapat di Semenanjung Yukatan. Kota paling awal
berdirinya diperkirakan pada abad ke-3 di hutan Guatemala yang lebat dan yang
terakhir diperkirakan dibangun pada abad ke-10 dan abad ke-11 pada sebuah
dataran di Yukatan bagian Utara. Kota-kota ini merupakan peninggalan
orang-orang Maya yang memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi dengan catatan
arsitektur paling beraneka ragam dan paling maju. Kebudayaan suku Maya ini
berkembang dari abad ke-1 S M sampai mulainya penggalan Masehi.
Kebudayaan
Maya berpusat pada kehidupan agraris. Mereka menanam jagung, merica dan
buah-buahan. Mereka memelihara kalkun dan anjing serta menangkap ikan di
sepanjang pantai. Mereka juga memintal kapas dan menjualnya ke tempat lain.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa orang-orang Maya melakukan kegiatan
perdagangan selain bertani. Mereka membawa barang dagangannya langsung pada
pembeli yang jaraknya sangat jauh di Amerika Tengah.
Organisasi
sosial yang dmiliki oleh suku bangsa Maya ini ditandai dengan berkuasanya
golongan elit yang kaya, yang juga melakukan perdagangan, golongan elit juga
berfungsi sebagai pemimpin upacara ritual dalam kepercayaan mereka. Mereka juga
termasuk golongan terdidik yang mempunyai hak istimewa untuk mempelajari ilmu
pengetahuan. Di luar golongan itu, ada para petani dan budak yang memiliki oleh
golongan lain. Bangsa Maya telah memiliki sistem tulisan yang mirip dengan
Hierogliyph. Tulisan ini digunakan untuk mencatat peristiwa penting. Tulisan
yang mereka kembangkan berfungsi pula sebagai sejarah pencatat kelahiran,
perkawinan, dan kematian raja-raja Maya.
Dengan
berkembangnya tulisan, ilmu pengetahuan pun berkembang, bangsa ini telah
mengenal kalender dengan tahunnya berjumlah 18 bulan yang tiap bulannya
berjumlah 20 hari, dan ada yang satu bulan berjumlah 5 hari. Sehingga pertahun
ada 365 hari. Mereka juga telah mengembangkan matematika. Selain itu, astronomi
ialah salah satu ilmu yang mereka kembangkan.
Bangsa
Maya kuno membangun sebuah monumen dan mendirikan kota batu megah untuk para
dewa. Sedikitnya ada 80 situs penting peninggalan orang-orang Maya bertebaran
di Amerika Tengah. Beberapa situs kuil bertinggi lebih dari 60 meter.
Kebudayaan
Maya berkembang dengan subur terutama di Guatemala dan Yukatan. Walau demikian,
kebudayaan itu dipengaruhi kuatnya kebudayaan Teotihuakan dari Meksiko bagian
tengah. Sebagai salah satu kota terbesar di dunia, kota Teotihuakan pada masa
puncaknya dihuni oleh sekitar 100.000 penduduk yang tinggal di dalam Adobe atau
rumah-rumah dari bata mentah dan memuja dewa di piramid besar dari batu yang
sampai kini masih banyak ditemukan di dekat kota Meksiko. Dari abad ke-4 sampai
abad ke-8 pengaruhnya menyebar di Amerika Tengah. Para arsitek serta tukang
mencontoh pola bangunan dan pola hiasannya. Bahkan setelah Toetihuakan jatuh ke
tangan orang-orang yang belum beradab pada tahun 700, wibawanya masih tetap
hidup.
Sebagian
besar bangunan yang berjumlah lebih dari 200 di Kaminaluyu sebagai tempat
peninggalan purbakala suku bangsa Maya di pinggir batar daya kota Guatemala
yang dibangun pada masa itu. Yang terbesar di antaranya adalah batu berbentuk
piramid yang tingginya lebih dari 26 meter dengan dua ruang makam di dalamnya.
Tubuh raja diletakkan di atas panggung kayu di pusat salah satu ruang makam.
Mayat ini dikitari tubuh-tubuh lain yang diduga jenazah orang-orang yang
dikurbankan untuk mengawal rajanya menempuh perjalanan ke dunia lain. Di dalam
ruangan ini juga ditemukan hiasan dari batu-batu berharga, tulang dan kulit
kerang, serta berang pecah belah yang menunjukan kekayaan kebudayaan tersebut.
Reruntuhan
Uaxactun adalah peninggalan di daerah Maya bagian tengah yang umurnya lebih
muda. Salah satu bangunan yang berupa pelataran bekas kaki kuil berbentuk
piramid bertangga terpancang dengan tampak muka berhias. Bangunan ini didirikan
sekitar tahun 250 Masehi. Peninggalan semacam ini ditemukan ini juga di daerah
Maya bagian utara.
Pada
jaman Klasik, tahun 300-500, kebudayaan suku bangsa Maya di daerah tengah
mengalami puncak kejayaan. Arsitekturnya berkembang dengan adanya peningkatan
mutu bangunan. Salah satu cirinya adalah dikembangkannya bangunan batu yang
sebagian besar merupakan bangunan suci seperti kuil atau biara. Kuil di Tikal
yang tingginya mencapai sekitar 888 meter adalah kuil tertinggi. Biara dalam
kebudayaan Maya kadang-kadang mencakup area yang sangat luas sehingga
menyerupai kota, lebih cocok disebut tempat pusat upacara keagamaan
dilangsungkan. Namun antara tahun 800 sampai 950, pusat kegamaan tersebut
satu-persatu dilupakan dan ditinggalkan orang. Bangsa Maya mengalami keruntuhan
karena penaklukan pasukan Hernando Cortez pada tahun 1521.
2. Bangsa
Inca
Inca
merupakan sebuah kelompok klan yang mula-mula mendiami daerah Peru. Menurut
legenda, asal-usul suku bangsa Inca berawal dari sekelompok anak dewa matahari,
yang berasal dari sebuah gua di sebelah tenggara kota Cuzco. Bangsa Inca telah
mendiami daerah Cuzco sejak kira-kira tahun 1200. tetapi sejak penaklukan oleh
kekuasaan Panchacuti dalam tahun 1438, bangsa Inca mulai memperluas wilayahnya
dengan menaklukan daerah-daerah sekitarnya. Akhirnya mereka membentuk suatu
wilayah kekuasaan besar dan luas yang membentang dari Quito di Utara sampai
Chile bagian tengah. Bahasa Inca menyebut wilayah kekuasaannya Tabuantisuyu,
artinya daerah yang meliputi empat wilayah. Nama itu menunjukan bahwa seluruh
wilayah kekuasaan bangsa Inca terbagi menjadi menjadi empat geografis, yang dibagi
menjadi lebih dari 80 propinsi. Penguasa tertinggi berada di tangan seorang
pemimpin yang dianggap sebagai wakil dewa matahari.
Kebudayaan
Inca berkembang di sepanjang belahan barat Amerika Serikat terutama Peru.
Bukti-bukti arkeologis mengenai keberadaan kebudayaan Inca, yang berasal dari
fase Killke (1200-1380), ditemukan di daerah sekitar Cuzco di dataran tinggi
Peru bagian selatan. Berdasarkan hasil evakuasi terhadap sistus-situs di daerah
tersebut diperoleh gambaran bahwa Inca ketika itu hanyalah merupakan suatu
wilayah yang kecil saja.
Seperti
halnya suku bangsa lainnya Amerika, bangsa Inca memiliki watak militer sehingga
perluasan wilayah Imperium dilakukan dengan cara peperangan. Sejak kekuasaan
dipegang oleh Pachacuti yang memerintah tahun 1438 – 1471, Inca memperluas
wilayah kekuasaannya dengan menaklukan daerah-daerah sekitarnya. Selama
pemerintahan Topa Inca sebagai pengganti Pachacuti, wilayah kekuasaan Inca
diperluas dengan manklukan daerah-daerah Pantai Peru bagian selatan, Bolivia Selatan.,
Argebtina barat laut, dan Chile. Pengganti Topa Inca adalah Huayna Capac yang
memerintah dari tahun 1493 sampai tahun 1525 M. setelah meniggalnya Huayna
Capac, terjadi perebutan kekuasaan antara Huascar dan Attahualpa.
Bangsa
Inca memiliki mata pencaharian dari kehidupan agraris atau pertanian. Sejak
tahun 600–1000 Masehi, bangsa Inca telah berkembang dalam bidang pertanian.
Mereka membuat sistem terasering untuk menahan banjir. Untuk mengolah tanah,
mereka menggunakan bajak yang terbuat dari perunggu. Tanaman yang bayak ditanam
oleh masyarakat Inca adalah kacang-kacangan, jagung, merica, tomat, dan
kentang. Hasil pertanian ini digunakan untuk mmenuhi konsumsi petani, juga
untuk makan tentara dalam jumlah besar, golongan birokrasi dan ribuan buruh
pabrik. Minuman khas dari bangsa Inca adalah Chica yaitu semacam bir yang
terbuat dari jagung.
Bangsa
Inca adalah bangsa yang bersifat nasional. Penggunaan bahasa nasional
dipaksanakan oleh raja kepada penduduknya. Pada masa Topa Inca, bahasa Quechua
ditetapkan sebagai lingua franca di seluruh wilayah Tahuanntinsuyu.
Bangsa
Inca memiliki organisasi masyarakat yang teratur. Sebagai unit dasar atau
paling bawah dari organisasi masyarakat Inca adalah ayllu, yaitu keluarga
yang bersifat endogama berdasar garis keturunan laki-laki.
Kelompok ayllu yang bersal dari satu wilayah kemudian membentuk
kelompok lebih besar yang disebut saya. Tiap-tiap wilayah (propinsi)
biasanya terdiri atas dua atau tiga wilayah administratif (waman). Kekuasaan
tertinggi pemerintah Inca terdiri ada ditangan seorang kaisar yang menyatakan
dirinya sebagai keturunan dewa matahari Inti. Oleh karena itu gelar yang
dipakai penguasai Inca dalah Intip Cori (yang bererti Putra Dewa Matahari). Di
bawahnya adalah pejabat yang disebut apo sebagai penguasa tiap-tiap
wilayah bagian (4 wilayah). Di bawah apo ada tokrikoq yang menjadi
penguasa tiap propinsi.
Bangsa
Inca memiliki ilmu pengetahuan yang maju dan berkembang. Walaupun ilmu
pengetahuan yang berkembang di Inca tidak dapat mengungguli perkembangan ilmu
pengatahuan di Aztec dan Maya. Dalam bidang Matematika dan Astronomi bangsa
Inca tidak dapat mengungguli kemajuan di Aztec dan Maya.
Bangsa
Inca memiliki perkembangan yang pesat dalam bidang kesenian, terutama seni
bangun. Seperti dalam pembuatan tekstil dan keramik, pembangunan
benteng-benteng pertahanan, dan jalan-jalan raya yang lebar. Kemajuan bidang
seni ini tidak dapat dipisahkan dari kemmapuan pemerintah mengatur masyarakat.
Dalam
bidang sosial, raja sangat menarruh perhatian dalam hal perkawinan. Laki-laki
atau perempuan yang sudah dewasa dan belum memiliki pasangan diplilihkan orang
lain lain sebagai pendampingnya. Kemudian mereka dikawinkan dalam upacara umum.
Dalam
bidang religi, bangsa Inca mempercayai dewa matahari. Raja-raja mereka
dipercaya memiliki hubungan genealogis atau asal-usul keturunan dengan dewa
matahari. Dewa matahari ternyata sangat besar pengaruhnya dalam masyarakat Inca
dan bahkan pada masyarakat Inca terdapat suatu kepercayaan bahwa dewa Matahari
itulah yang menurunkan keluarga raja Inca. Oleh karena itu, setiap raja yang
sedang memerintah dipandang sama dengan dewa matahari. Tidak diketahui dengan
pasti, apakah bangsa Inca juga melakukan upacara pengorbanan manusia seperti
bangsa Aztec.
Di
samping memuja dewa matahari, masyarakat Inca juga melakukan pemujaan terhadap
roh para leluhurnya. Pemujaan itu dilakukan dengan suatu upacara yang luar
biasa besarnya. Di Kuzko mereka menyimpan mummi dalam bungkusan kain, konon
mummi itu adalah para Raja yang memerintah pada zaman Manko Kapak (Inca yang
pertama). Mummi tersebut ditempatkan pada sebuah rumah yang megah, seperti
istana, sekakan-akan mereka masih hidup secara bergantian dikeluarkan untuk
menyaksikan upacara. Anggota keluarga raja yang kurang penting, para bangsawan
tinggi dan rakyat yang mampu mengawetkan jenazah keluarganya.
Kepercayaan
terhadap dewa di Inca tidak memainkan peranan yang meliputi seluruh kehidupan
namun kerajaan Inca mempunyai lembaga agama yang mantap sebagai bagian dari
pemerintah dan berada di bawah pemerintahan.
Perkembangan
kebudayaan Inca yang begitu tinggi ini akhirnya mengalami kehancuran. Bangsa
Inca mengalami keruntuhan karena penaklukan pasukan Francisco Pizzaro tahun
1533.
3.
Bangsa Aztec
Suku
bangsa Nahua, yang terakhir tiba di tanah tinggi Meksiko, mewarisi rumpun
budaya yang luas di daerah tersebut. Salah satu diantara suku itu adalah
Mexica-Aztec atau Aztec. Pada mulanya bangsa Aztec merupakan suku
yang pertama kali berjuang di daerah pinggiran wilayah tersebut.
Selama pengembaraan mereka sebagai kelompok luar-garis, bangsa Aztec
kadang-kadang mengalami kemerosotan sampai berpakaian dedaunan dan makan
serangga. Pada sekitar tahun 1325 Masehi bangsa Aztec sampai ditempat yang
sekarang menjadi kota Meksiko. Waktu itu tempat tersebut merupakan gususan
danau paya dan pulau kecil.
Di
sebuah pulau di danau Tecoco, bangsa Aztec memperoleh semacam wangsit
karena telah meihat seekor elang dengan seekor ular dimulutnya, yang sedang
bertengger pada pada sebatang kaktus. Karena menganggap hal tersebut sbeagi
pertanda gaib, para pendeta mengikrarkan bahwa pulau tersebut telah dipilih
untuk bangsa Aztec oleh dewa-dewa mereka. Distulah mereka membangun kota
Tenochtitlan. Mereka memperluas kota tersebut dengan membuat rakit-rakit yang
terbuat dari anyaman ranting dan rotan yang uruk tanah dan tanaman. Di daerah
danau ini mereka mengembangkan pertanian yang bersifat primitif. Kota
Tenocthitlan yang didirikan oleh bangsa Aztec kemudian berkembang menjadi pusat
kegiatan ritual. Bangunan pemujaan berbentuk piramid banyak didirikan.
Bangsa
Aztec adalah bangsa yang gemar berperang, bagi mereka perang merupakan bagian
dari budaya sendiri dan bagian dari sistem kepercayaan. Bangsa Aztec menyembah
banyak dewa atau politheisme. Mereka menyembah dewa matahari yaitu
Huitzilochti. Mereka mempercayai bahwa matahari adalah sumber kehidupan dan
harus terus dipelihara, agar terus beredar pada orbitnya dan berputar terbit
dan tenggelam. Untuk itu diperlukan pelumas yang murni yaitu darah manusia.
Mereka meyakini bahwa pengorbanan manusia merupakan tugas suci dan wajib
dilakukan agar dewa matahari tetap memberikan kemakmuran bagi manusia. Upacara
pengorbanan dilakukan diatas altardipuncak piramid dengan cara mengambil
jantung korban untuk pendeta. Upacara pengorbanan manusia juga dilakukan secara
masal dengan cara membunuh banyak orang.
Ada
tiga hipotesis yang dilakukan oleh para Antropolog mengenai alasan pengorbanan
manusia disamping alasan untuk pengorbanan dewa, yaitu:
(1)
Pengorbanan dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk, terutama sejak jumlah
tawanan perang meningkat dengan pesat dibandingkan dengan jumlah kelahiran.
(2)
Untuk memberikan kepada rakyat mayat-mayat yang dikorbankan sebagai sumber
protein dan vitamin. Hipotesis ini snagat lemah, karena bangsa Aztec
menghasilkan jagung, kacang, serta memlihara anjing, ayam dan kalkun.
(3)
Pendapat yang lebih rasional adalah untuk menakut-nakuti
para pembangkang dan pemberontak, agar mereka tidak melakukan perlawanan
terhadap penguasa raja. Para tawanan perang banyak dijadikan korban dan jumlah
besar untuk dewa matahari, orang-orang yang berslah juga yang bersalah juga
jadi sasaran untuk jadi korban seperti jenderal yang salah dalam memimpin
perang, para koruptor, hakim yang keliru membuat keputusan, serta pejabat
negara yang berbuat salah, termasuk orang yang memasuki daerah terlarang istana
raja.
Dalam
buku Negara dan Bangsa (1990:208), disebutkan bahwa Huzlopochtli, khususnya,
demikian rakus sehingga pada upacara istimewa ribuan manusia dikorbankan
sebagai sesaji untuknya dalam waktu satu hari saja. Monte Zuma II pernah
mengorbankan 5100 orang korban dalam satu upacara peringatan tahtanya. Pada
waktu Ahuitzolt yang berkuasa pada abad ke-15, paling tidak 20.000 jiwa manusia
dijadikan korban dalam upacara. Calon korban digiring ke puncak piramid tempat
pendeta saling berebut bagian mereka masing-masing dan memotong jantung si
korban dengan pisau batu gelas, lalu memprsembahkannya hangat-hangat dan masih
berlumur darah ke batu altar sang dewa. Untuk sesaji yang sedemikian massalnya
itu, bangsa Aztec tidak dapat mengandalkan sukarelawan dan oleh sebab itu
mereka sering mengirim rombongan pejuang ke wilayah sekutunya untuk menangkapi
calon-calon korban.
Pada
puncak kejayaan kekuasaan Aztec, Tenochittlan merupakan pusat upacara berdarah
yang semakin menjadi-menjadi. Berbagai jamuan sakramental dan ritus-ritus
lainnya, menciptakan suatu kehidupan yang dibayang-bayangi oleh lambang
kematian. Bagi bangsa Aztec, darah manusia merupakan bagian upacara untuk mencegah
kehancuran dunia, yang menurut mereka ditandai oleh lenyapnya matahari. Upacara
kurban bagi bangsa Aztec bukanlah hal yang mengerikan, begitu pula bagi calon
korban. Menurut kepercayaan mereka, kematian ditangan para pendeta merupakan
suatu kehormatan. Korban itu dipersembahkan kepada dewa-dewa dengan cara
membelah dada dan mengambil hatinya, agar tidak marah dan lapar dan
mendatangkan bencana alam. Kepercayaan ini mempengaruhi pendangan orang Aztec.
Sejak masa kanak-kanak mereka telah dilatih untuk siap dijadikan kurban ritual
bila mereka tertewan dalam peperangan. Mati sebagai kurban upacara bagi mereka
berarti ikut menyumbangkan hati dan darah untuk dipersembahkan kepada dewa
matahari, dan dengan demikian ikut memperkuat matahari dalam peperangan sehari-hari
melawan gelap (malam) sehingga mereka menjadi bagian penting dari matahari.
Bangsa
Aztec memiliki seni bangun atau arsitektur yang amat tinggi. Ketika bangsa
Spanyol datang ke kota Tenocl (Mexico City) mereka menyaksikan kemajuan bangsa
ini. Di sini terdapat bangunan-bangunan seperti aquadec atau bangunan lain,
tempat jalan raya menuju kota, jalan-jalan lebar, serta kanal yang melewati
kota serta jembatan diatasnya. Bangunan-bangunan tersebut menggunakan teknologi
tinggi menurut jamannya. Di pusat kota dibangun kuil-kuil besar sebagai
persembahan kepada dewa matahari. Tinggi bangunan tersebut 30 meter, terdiri
atas tiga tingkat, yang masing-masing tingkat memiliki 120 anak tangga. Di
bangunnya jalan-jalan dan kanal-kanal yang lebar adalah untuk memudahkan lalu
lintas orang dan barang dagangan. Dalam kegitan perdagangan tersebut mereka
memperjualbelikan bebek, ayam, kalkun, kelinci, dan rusa.
Arsitektur
bangsa Aztec tergolong sederhana, lebih mementingkan fungsi daripada keindahan
lahiriah. Di pegunungan, rumah orang Aztec terbuat dari batu bata yang dijemur,
mirip batako yang kita kenal di Indonesia. Di dataran rendah, rumah mereka
berdinding ranting-ranting atau batang padi yang diplester dengan tanah liat
dan beratapkan alang-alang. Sebagi tambahan pada tempat tinggal utama, umumnya
mereka mempunyai bangunan lain seperti tempat penyimpanan dan tempat seluruh
keluarga mandi uap. Orang Aztec yang kaya memiliki rumah dari batako atau batu
yang dibangun mengelilingi suatu Patio, yaitu ruang luas yang terbuka di tengah
rumah.
Kuil
Aztec dan bangunan lain dengan dekorasi patung merupkan salah satu karya
terindah di Amerika. Tetapi hanya sedikit peninggalan karya arsitektur Aztec
yang masih dapat ditemukan. Orang Spanyol, yang beragama kristen, telah
memusnahkan kuil-kuil dan segala peninggalan keagamaan orang Aztec. Mereka
bahkan telah menghancurkan kota lama Tenochitlan.
Hasil
pertanian yang diolah di ladang-ladang pertanian adalah alpukat, kacang merah
dan jagung, mereka juga membuat kerajinan dari emas dan perak untuk perhiasan.
Dari kegiatan dagang dan jenis barang dagangannya yang diperjualbelikan dan
sarana penunjang yang dibangunnya para ahli menyimpulkan bahawa bangsa Aztec
memiliki tingkat kebudayaan dan peradaban yang tinggi. Peradaban ini runtuh
karena penaklukan oleh bangsa Spanyol di bawah pimpinan Hernando Cortez pada
tahun 1521.
Diambil dari berbagai sumber........
Arinda
Wita Hedila
Komentar
Posting Komentar