MAN SHABARA ZHAFIRA
Judul
Novel : Ranah
3 Warna
Penulis : Ahmad Fuadi
Penerbit : PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Dimensi : 20,5cm
x 14cm x 3,2cm
Tebal : 473
halaman
Harga : Rp.65.000
Resentator : Arinda
Wita Hedila
Pelajaran mengenai pentingnya usaha
dan kesabaran dalam meraih cita-cita merupakan pesan tersirat yang ingin
disampaikan Ahmad Fuadi melalui novel kedua dari trilogi Negeri 5 Menara nya
ini. Plot yang unik dan cerita yang sarat akan inspirasi menjadikan novel Ranah
3 Warna mendapati gelar National Best
Seller dan meraih Nominasi
Khatulistiwa Literaty Award 2010.
Secara garis besar novel ini terbagi
menjadi dua plot. Plot pertama bercerita
tentang perjuangan Alif untuk kuliah sampai menjadi sarjana , sedangkan plot yang kedua bercerita tentang kehidupan
Alif di Kanada selama ia menjalani pertukaran pelajar.
Cerita
diawali ketika Alif yang barusan lulus dari Pondok Pesantren Madani (PM) ingin
menjadi mahasiswa ITB jurusan penerbangan seperti B.J. Habibie, namun sahabat karib
Alif, Randai meragukan niat Alif tersebut. Dengan bekal semangat dan kesabaran
yang tinggi serta bantuan dari ayahnya, Alif tetap bertekad untuk tetap
berkuliah. Usaha Alif tidak berjalan dengan lancar, banyak orang yang mencibir
Alif, namun semakin banyak orang yang meremahkannya semakin kuat pula tekadnya.
Dengan mantra “Man Jadda Wajada”
(hlm. 12), “Going the extra miles. I’malu
fauqa ma’amilu” (hlm. 12) “one down, one more to go” (hlm. 14)
Alif lulus UMPTN di jurusan Hubungan Internasional.
Cerita tidak berhenti sampai disitu.
Datanglah masa ketika Alif merubah dunianya. Ayah Alif yang selama ini menjadi
panutannya meninggal dunia karena sakit. Sejak saat itulah Alif mengadakan
surat perjanjian dengan diri sendiri “Engkau tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sebelum kaum itu mengubah nasibnya.
Karena itu aku akan mengubah nasibku dengan mencari kerja sekarang juga” (hlm
108).
Di siniliah justru Alif mulai
menemui berbagai konflik. Mulai dari temannya Randai yang mengusir Alif dari
kos-annya hingga konflik tentang Raisa gadis yang disukainya bertunangan dengan
Randai, namun hasil tidak akan menghianati usaha. Kesabaran dan ketabahan hati
yang di miliki Alif telah berbuah manis. Pasalnya ia berhasil mengikuti program
pertukaran pelajar di Kanada, dan berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan
segudang prestasi.
Alif
tersadar bahwa mantra Man Shabara
Zhafira” terbukti ampuh. Berkat mantra itu ia berhasil menginjakan kakinya
di tiga ranah yang berbeda yaitu Indonesia, Kanada, dan Yordania. “Sabar itu
awalnya pahit, tetapi akhirnya lebih manis daripada madu. Dan alhamdulillah aku sudah mereguk madu
itu. Man Shabara Zhafira. Siapa yang
sabar akan beruntung.” (hlm 468).
Novel
yang terinspirasi dari cerita asli penulis ini telah memotivasi banyak pihak
mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hal itu dapat dilihat di blog
komunitas menara yang telah dibuat pengarang dengan tujuan untuk merekrut dan
memberikan motivasi kepada masyarakat mengenai pentingnya berbagi. “Novel ranah
3 warna ini memotivasi saya untuk lebih giat dalam mencari beasiswa” ujar salah
satu pembaca.
Selain
memiliki keunggulan karena telah memotivasi banyak pihak, novel ini juga
mempunyai kelebihan lain, yaitu dengan mengedepankan kata kunci “sabar” penulis
membuat pembaca berfikir bahwa selama ini kesabaran, usaha, dan kerja keras
merupakan inti dari sebuah kesuksesan. Kepiawaian penulis dalam menceritakan
alur yang kompleks dan tidak membuat pembaca bingung juga membuat novel ranah 3
warna ini memiliki nilai tambah tersendiri. Penulis juga membuat kalimat
motivasi yang membuat pembaca tersadar akan hampanya hidup ini tanpa usaha dan
kerja keras.
Kendati
novel ini mengundang pujian dari banyak pihak, terdapat sebuah antiklimaks yang
sangat mengganggu di novel ini. Antiklimaks tersebut terdapat di plot kedua yaitu cerita tentang perjalanan Alif di
Kanada. Meskipun penulis bertujuan untuk berkata bahwa berkat kesabarannya,
Alif mampu mendapatkan beasiswa di Kanada, namun perjalanan Alif di Kanada
hanya terkesan seperti berlibur saja tanpa mengandung motivasi sedikitpun bagi
pembaca.
Untuk
itu seharusnya penulis menghilangkan bagian yang kurang mengandung motivasi
agar buku ini menjadi padat dan jelas. Penulis juga dapat menambahkan animasi
atau gambar sehingga pembaca tidak jenuh ketika membaca buku yang lumayan tebal
ini, tetapi untuk keseluruhannya novel ranah 3 warna ini sangat menarik dan
cukup memikat.
Komentar
Posting Komentar