Langsung ke konten utama

Sistematika Membuka dan Menutupnya Stomata

MEMBUKA DAN MENUTUPNYA STOMATA

Stomata dapat membuka dan menutup. Kemampuan membuka dan menutup diatur oleh sel penjaga. Apabila tanaman mengalami kekurangan air, maka sel penjaga akan menutup stomata untuk mengurangi penguapan. Hal sebaliknya terjadi jika tanaman memiliki kandungan air cukup. Stomata bukanlah sebuah pompa yang dapat mengeluarkan uap air dari dalam daun ke lingkungan, stomata hanyalah sebuah lubang, yang jika terbuka uap air akan mengalir keluar karena perbedaan gradien konsentrasi (difusi).
Struktur menggambarkan fungsi, kalimat tersebut berlaku juga pada mekanisme kerja stomata. Jika ingin memahami mekanisme tersebut, kita mesti mengetahui gaya yang bekerja pada sel penjaga.
Secara garis besar mekanisme kerja stomata bergantung pada tekanan air pada sel penjaga. Sel penjaga dilengkapi dengan mikrofibril yang membantu penggembungan dan pengempisan sel tersebut. Keadaan tumbuhan yang cukup air menyebabkan sel penjaga menggembung sehingga stomata akan terbuka. Namun apabila tumbuhan mengalami dehidrasi, air dalam sel penjaga akan keluar membuat sel penjaga mengempis dan menutup bukaan stomata.
Ketika kondisi lingkungan cukup konduktif (memungkinkan terjadinya pertukaran ion, misalnya adanya penyinaran matahari, kelembaban tinggi, dsb) maka pompa proton akan memompa ion H+ dari sel pelindung stomata. Hal ini menjadikan sel pelindung stomata bersifat elektronegatif dan menarik ion K+ dari sel sekitarnya. Keberadaan ion ini menyebabkan terjadinya tekanan osmotik, yaitu terpompanya air menuju ke sel pelindung. Akibatnya sel pelindung mengalami deformasi (mengembang ke arah tertentu) sehingga stomata terbuka. Pada keadaan stomata tertutup, yang terjadi sebaliknya.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Percobaan Sebelum Menghadapi UN Bahasa Indonesia SMA

Soal Percobaan Sebelum Menghadapi UN             Isu hidupnya lembaga bredel dalam legislasi pers nasional kembali menghantui insan pers Indonesia. Beberapa kalangan mengaku telah menerima  draft  perubahan UU Pers yang di dalamnya konon antara lain memuat pengaturan mengenai bredel. Ketakutan akan kembalinya rezim otoriter yang menaburkan kritik dan membudayakan sensor, pembungkaman, serta pembutatulian warga kembali menyeruak. Tidak heran wacana yang hendak dimunculkannya kembali dibredel dalam pembaruan hukum pers yang sebenarnya masih dalam tataran isu menimbulkan gelombang penolakan. Boleh dikata tidak ada satu pun insan pers dan pegiat hak atas kebebasan informasi di negeri ini yang mau lembaga bredel dihidupkan kembali. Eksisnya lembaga bredel dikhawatirkan memberi peluang bagi kekuasaan untuk secara diskredit menghentikan operasi lembaga pers jika dianggap merongrong kewibawaan pemerintah. Pertanyaan mendasar yang layak dikemukakan adalah sejauh mana kekhawatiran akan ke

Dampak Negatif Perjanjian Renville bagi Indonesia

Dampak Negatif Perjanjian Renville Oleh : Arinda Wita Hedila 1.         Bubarnya kabinet Amir Syarifuddin (Januari,1948). Kabinet Amir Syraifudin ditentang oleh dua partai besar yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Masyumi. Penentangan itu membuat kabinetnya jatuh, hingga Amir syarifudin menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada 23 Januari 1948. 2.         Indonesia terpaksa harus menerima bentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) lewat masa transisi. Sebelum RIS terbentuk Belanda menguasi seluruh wilayah Indonesia. 3.         Indonesia harus menerima hilangnya wilayah kekuasaan. Daerah-daerah yang direbut Belanda dalam Perang Kolonial I lepas termasuk Republik Indonesia. Wilayah Repubik, baik di Jawa maupun di Sumatra terpecah-pecah. Daerah satu dengan daerah yang lain terpisah oleh daerah pendudukan Belanda.  4.         Pejuang yang berada di daerah Belanda harus masuk ke wilayah RI. 5.         Perekonomian RI diawasi secara ketat oleh pihak Bel

Macam-macam Majas

Macam-macam Majas             Majas perbandingan /pertautan : Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut. Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal. Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya. 3.       Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai". contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja. 4.       Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang