Langsung ke konten utama

Sekolah adalah tentang ilmu yang kau dapat!

            Saya yakin kalau Anda semua pernah dimarah jika mendapatkan peringkat yang kurang baik. Saya punya sedikit motivasi buat kalian yang sedang merasakan itu. Sejujurnya ini adalah pengalaman pribadi saya, tolong disimak baik-baik.
            Saya berasal dari lingkungan keluarga yang sederhana dan kurang berada. Setiap hari saya pergi sekolah dengan maksud agar saya bisa mendapatkan beasiswa ke universitas ternama di Jerman.  Saya belajar di sekolah dengan semangat dan mencoba untuk menahan emosi yang ada di tubuh saya. Begitulah saya, jika ada seseorang yang menghina saya hingga membuat saya marah, saya akan menjawabnya dengan muka tanpa ekspresi. Bukan berarti saya adalah anak yang pendiam, saya adalah anak yang aktif dan sering berkelakuan yang aneh dan tidak jelas.
            Karena tujuan awal saya adalah untuk mendapatkan beasiswa di universitas ternama di Jerman, saya selalu berusaha untuk mendapatkan peringkat pertama di kelas. Hingga akhirnya saya mendapatkan itu. Saya mendapatkan peringkat pertama di semester pertama pada tahun pertama di sekolah. Saya sangat senang tetapi saya berusaha untuk tidak sombong dan tidak membeda-bedakan teman.
            Saya sering dipuji oleh teman saya karena saya sering membuat tugas disaat teman-teman yang lain tidak membuatnya, tetapi saya merasa risih dengan pujian itu karena menurut saya, itu bukanlah pujian melainkan cemoohan.
            Lama-kelamaan saya merasa kalau semangat belajar saya mulai pudar, saya tidak tahu mengapa. Puncaknya saat ujian tengah semester, saya melakukan ujian tengah semester dengan tidak semangat.
            Saya mengetahui kalau nilai saya sangat merosot. Saya sedih dan saya selalu menceritakan kesedihan itu dengan teman saya. Dari sekian banyak teman tempat saya curhat, saya sangat bersyukur karena salah satu dari mereka adalah Tati.
Jika kamu sekolah hanya untuk memenuhi niatmu pergi ke Jerman maka kamu akan berusaha untuk mengejar peringkat yang ada. Dengan itu kamu akan belajar untuk sombong dan egois. Kamu akan menanamkan rasa iri dan dengki pada temanmu yang merebut peringkatmu. Jangan pernah mengingkari itu karena memang itulah isi hatimu”
Kurang lebih itulah maksud yang ingin Tati ucapkan kala aku curhat kepadanya.
            Aku jadi mengerti selama ini aku telah egois dan sombong kepada teman-teman yang ada disekitarku. Aku sadar bahwa tujuanku untuk sekolah itu adalah salah. Seharusnya tujuanku adalah untuk menuntut ilmu.
Sekolah itu bukan tentang seberapa besar peringkatmu, tetapi seberapa banyak ilmu yang kau dapat”.

Arinda Wita Hedila


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Percobaan Sebelum Menghadapi UN Bahasa Indonesia SMA

Soal Percobaan Sebelum Menghadapi UN             Isu hidupnya lembaga bredel dalam legislasi pers nasional kembali menghantui insan pers Indonesia. Beberapa kalangan mengaku telah menerima  draft  perubahan UU Pers yang di dalamnya konon antara lain memuat pengaturan mengenai bredel. Ketakutan akan kembalinya rezim otoriter yang menaburkan kritik dan membudayakan sensor, pembungkaman, serta pembutatulian warga kembali menyeruak. Tidak heran wacana yang hendak dimunculkannya kembali dibredel dalam pembaruan hukum pers yang sebenarnya masih dalam tataran isu menimbulkan gelombang penolakan. Boleh dikata tidak ada satu pun insan pers dan pegiat hak atas kebebasan informasi di negeri ini yang mau lembaga bredel dihidupkan kembali. Eksisnya lembaga bredel dikhawatirkan memberi peluang bagi kekuasaan untuk secara diskredit menghentikan operasi lembaga pers jika dianggap merongrong kewibawaan pemerintah. Pertanyaan mendasar yang layak dikemukakan adalah sejauh mana kekhawatiran akan ke

Dampak Negatif Perjanjian Renville bagi Indonesia

Dampak Negatif Perjanjian Renville Oleh : Arinda Wita Hedila 1.         Bubarnya kabinet Amir Syarifuddin (Januari,1948). Kabinet Amir Syraifudin ditentang oleh dua partai besar yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Masyumi. Penentangan itu membuat kabinetnya jatuh, hingga Amir syarifudin menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada 23 Januari 1948. 2.         Indonesia terpaksa harus menerima bentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) lewat masa transisi. Sebelum RIS terbentuk Belanda menguasi seluruh wilayah Indonesia. 3.         Indonesia harus menerima hilangnya wilayah kekuasaan. Daerah-daerah yang direbut Belanda dalam Perang Kolonial I lepas termasuk Republik Indonesia. Wilayah Repubik, baik di Jawa maupun di Sumatra terpecah-pecah. Daerah satu dengan daerah yang lain terpisah oleh daerah pendudukan Belanda.  4.         Pejuang yang berada di daerah Belanda harus masuk ke wilayah RI. 5.         Perekonomian RI diawasi secara ketat oleh pihak Bel

Macam-macam Majas

Macam-macam Majas             Majas perbandingan /pertautan : Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut. Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal. Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya. 3.       Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai". contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja. 4.       Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang