Langsung ke konten utama

The Real Treasure ~ Sebuah Cerpen

“Mama, it’s going to rain!”
“I’ll call Stanley first (Calling Stanley. Coming little heart, Let’s go back home!”
“Wait a minute, Mama. I have to find a treasure”
“Mama and your sister will waiting you in the home. Come on Dewi”
***
THE REAL TREASURE
            Hari mulai gelap, sinar mentari pun mulai bersembunyi, begitupula dengan awan yang sudah tak mampu untuk menahan rasa sakit akibat air yang ditahannya. Angin berhembus mencabik-cabik jiwa yang menghalangi jalan sang angin untuk pergi dari susasana riuh seperti ini. Pasir berterbangan hendak mengusir diri ini yang masih terbenam dalam gelapnya nafsu dunia.
            Anak kecil dengan kaca pembesar di tangan kiri dan buku kecil di tangan kanan sedang mengamati setumpuk tanaman yang tak berbeda sama sekali. Anak kecil itu membuka ransel berwarna hijau dan membuka buku bertemakan tanaman. Entah apa yang ia cari, namun melihat sorot mata yang tak diam melihat seisi buku dan tangan yang tak sabar mebolak-balikkan halaman, nampak jelas kalau hal itu sangat penting baginya.
            “ahh, sepertinya orang lain telah menemukan tumbuhan ini lebih dulu dariku. Pencarian hartu karun ini makan lama makin membosankan saja. Apa sebaiknya aku berhenti mencari?”
            “Stanley, mama khawatir denganmu. Come on little heart, ayo pulang hahaha” (anak laki-laki menyela lamunan Stanley)
            “Oh come on, Ron!” (Stanley menjawab dengan kesal)
            “Ayolah Stanley, untuk apa menghabiskan waktu demi harta karun bodoh yang tak pernah kamu temukan? Lebih baik kamu pergi memetik bunga bersama saudaramu yang lucu itu”
            “Aku adalah Stanley, putra seorang petualang hebat dari Amerika, aku akan menemukan sebuah harta karun dan membuat ayahku bangga” (Stanley berbicara dengan sedikit angkuh dan percaya diri dihadapan bocah yang meledeknya itu)
            “Dimana ayahmu Stanley? Dimana ayahmu si petualang itu?”
            (Stanley terdiam)
            “He is die! Stanley father’s is die! Hahaha”
            “Shut up Ron! Ayo Stanley, aku akan mengantarmu pulang” (Joe, teman akrab Stanley menyela perkataan Ron dan membawa Stanley pulang kerumah)
***
            “Mama, Stanley pulang”
            Hidup sebagai seorang berdarah campuran tidaklah mudah. Ayah Stanley adalah seorang petualang dari Amerika Latin dan ibunya adalah seorang reporter berkebangsaan Indonesia. Mereka bertemu saat kasus kekerasan dan pembunuhan sedang meliputi Amerika Latin. Ibu Stanley mengira ayahnya adalah salah satu dari penjahat itu. Melihat gaya ayah Stanley yang tampak berantakan dengan celana sobek-sobek dan wajah beringas, tentu semua orang akan memikirkan hal yang sama. Ayah dan ibu Stanley terlibat dalam pertengkaran yang cukup konyol, karena mereka bertengkar menggunakan bahasa daerah masing-masing.Tentu hal yang sangat aneh ketika engkau berkata separuh berteriak dan orang yang kau ajak bicara tidak mengerti sedikitpun apa yang telah engkau katakan.
            Singkat cerita, mereka menikah dan dikarunia dua orang anak yaitu Stanley dan Dewi. Nama anak mereka diambil dari nama khas negara yang berbeda. Hal itu menujukkan bahwa perbedaan bukanlah suatu masalah ketika engkau mau melihat kedalam dan menerima perbedaan sebagai suatu cara untuk saling melengkapi.
            Stanley adalah anak yang cerdas. Tepat pada ulang tahunnya yang keempat, ia mendapat kabar duka bahwa seseorang yang telah menginspirasi hidupnya telah meninggal. Ayah Stanley. Sejak saat itu ia bertekad menjadi seorang petualang yang akan menemukan sebuah harta karun yang melegenda, sama seperti ayah Stanley.
            Stanley sedang duduk termenung di atas kasur putih yang tak terlalu empuk di kamarnya. Kamar biasa kelihatannya, namun kamar itu tak terlihat biasa jika engkau mengetahui keajaiban yang tesembunyi di bawah ranjang kasur Stanley yang ajaib itu. Stanley masuk ke kolong di bawah ranjang menuju pintu yang bertuliskan “Stanley treasure’s room”.
            Ruang bawah tanah itu tampak ajaib disana tersimpan barang-barang aneh dan berbagai peralatan unik. Barang-barang aneh itu Stanley anggap harta karun, sedangkan peralatan unik itu adalah alat menuju harta karun. Stanley mencari sebuah buku dan mulai mencoreti isi buku itu. Stanley terlihat sedang mencari strategi untuk mendapatkan harta karun yang ia inginkan. Kali ini misi yang akan dia adakan terlihat sangat rumit dan melibatkan sahabat karibnya, Joe. Stanley yang sempat ingin menyerah mendapat suntikan semangat setelah seorang bocah meledek kematian ayah Stanley.
            Stanley keluar dari ruang bawah tanah dan menuju mama yang sedang memasak Ia berkata kepada mama dan mengatakan rencananya untuk pergi bersama Joe kesebuah gunung yang tak jauh dari rumah yang ia tempati sekarang.
            “Jarak gunung itu tak jauh dari rumah, mama. Stanley mohon, Stanley ingin menjadi petualang seperti ayah. Stanley hanya pergi selama dua hari. Tolonglah mama Stanley sudah berumur 8 tahun sekarang. Stanley sudah besar” (Stanley mengemis kepada mama)
            “I don’t know. It’s too dangerous Stanley and it’s imposible for you to go by yourself”
            “Bagaimana jika Stanley mengajak Joe untuk ikut?”
***
            “Apakah kau yakin, Stanley?” (Tanya Joe)
            “Jika aku menjadimu Joe, aku akan melakukan hal ini setiap hari. Kakakmu pasti senang jika tidak melihatmu selama beberapa hari” (Stanley menyahut)
            “Jangan konyol, dia lebih senang melihatku menghilang selamanya”
            19 Juli 2016, tanggal yang bersejarah bagi Stanley. Akhirnya mama Stanley mengizinkan Stanley pergi keluar untuk berburu harta karun. Stanley sangat senang, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan dua hari menginap di alam liar seperti ini.
            Daun-daun mengeluarkan bunyi gemerisik, tanah lengket yang berbaur dengan air, bunyi jangkrik yang saling bersahutan, jalan curam khas pegunungan tidak menggoyahkan semangat bocah yang berkulit sawo matang itu. Kaca pembesar yang selalu menemaninya siap memperbesar objek apa saya yang dikehendaki majikannya. Pencarian harta karun terus berlangsung sehingga menyisahkan noda ditangan dan wajah akibat nyamuk yang siap menghisap darah. Setumpuk bebatuan aneh hendak mengikat hati. Stanley berlari dan mengambil salah satu diantara batu berkilauan itu dan menaruhnya kedalam ransel. Stanley duduk dan berpikir panjang akankah ini sebuah harta karun yang pantas ia cari ataukah ini hanyalah benda biasa yang jarang ia temui.
            Stanley kembali menemui Joe hendak membawa kabar gembira. Ia kembali menggunakan bantuan tali yang telah ia ikatkan ke pohon sebagai jejak menuju ke perkemahan yang sedang Joe buat. Setelah lama meniti jalan, Stanley melihat Joe yang sedang bernyanyi walau sendiri. Joe tetaplah seorang teman yang selalu terlihat gembira, walau dia berada di tengah keluarga yang rumit.
            “Joe, aku punya sesuatu untukmu!”
            “What’s that?”
            “Lihatlah batu ini, ini akan menjadi cermin terbaru. Batu ini mempunyai prinsip kerja seperti cermin. Dia memperlihatkan benda yang ada di hadapannya. Tetapi, yang istimewa dari batu ini adalah, dia menampilkan benda dari semua sisi. Bukankah ini keren Joe?” (Stanley memperlihatkan batu yang ia anggap sebagai harta karun)
            “Batu ini adalah bahan dasar pembuatan cermin, Stanley. Seharusnya kau tahu itu. Ayolah mungkin kamu lelah, hari sudah hampir malam, mari bersantai di bawah rembulan denganku”
***
            Bintang bersinar menemani indahnya rembulan di malam hari. Sunyi, hanya ada suara jangkrik yang menemani. Satu hari telah berlalu, mata hari terbenam dan bulan timbul, begitu sebaliknya. Fase perubahan dari matahari mengajari setiap insan akan satu hal bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan. Mereka satu paket, tidak mungkin mengkhianati satu sama lain.
            Stanley terbenam akan lamunan, dia berfikir bahwa bintang-bintang bergerak dan membentuk rasi bintang dengan wajah ayahnya sebagai pemeran utama. Stanley bergumam, suaranya tertekan, seperti sedang menahan emosi.
            “Joe, apakah aku harus mengakhiri semua ini? Apakah aku orang yang bodoh bagimu?”
            “Jika kau bodoh, aku tidak akan menemanimu. Aku hanya ingin berteman dengan orang yang punya cita-cita.”
            “Jujur saja, aku ingin mengakhiri cita-citaku.”
            “Melihat apa yang telah terjadi denganmu selama ini, jujur saja aku juga tidak yakin dengan cita-citamu, Stanley. Tetapi, aku akan memberikan satu hari kepadamu, di hari itu kau adalah penentu cita-citamu. Akankah kau berhenti atau tidak.”
            Percakapan singkat malam itu mengingatkan Joe pada satu hal. Pada hari yang Joe katakan padanya. Hari dimana Stanley berperan sebagai penentu cita-cita. Pagi ini, Joe berdiskusi pada Stanley tentang aturan mainnya. Staney harus menemukan sebuah harta karun dalam waktu 3 jam, dan Stanley setuju akan hal itu. Ini adalah 3 jam yang paling berharga dalam hidupku, pikir Stanley.
            Tantangan dimulai, Stanley berkeliling hutan mencari harta karun yang ia janjikan pada Joe. Setelah 3 jam berlalu, Stanley tak menmbawa apa apa melainkan setangkai bunga ditangan. Bunga yang ia anggap biasa saja.
            “Joe, aku mendapatkan bunga Edelweiss yang sangat berbeda”
            “ Come on Stanley! Jelas Edelweiss ini berbeda. Ini adalah bunga edelweiss jawa, bunga yang sangat langkah. Tipe bunga ini sangat berbeda dengan bunga Edelweiss yang sering kau lihat di luar negeri sana!”
            “Joe.... aku kalah dalam permainanmu. Bunga ini telah ditemukan oleh orang lain, bahkan kau telah mengenalinya. Aku bodoh karena sempat berpikir bahwa aku adalah seorang petualang yang sama seperti ayahku. Mulai detik ini aku berhenti menjadi.....”
Joe menepuk pundak Stanley, Ia menyoroti Stanley dari segala sisi, kemudian ia terdiam sejenak dan berkata
            “Bunga Edelweiss Jawa adalah tumbuhan langka yang sangat bermanfaat bagi sebagian orang karena mempunyai filosofi yang sangat terkenal tentang kesetiaan. Bunga ini takkan layu walau kau petik, paling tidak hanya mengering. Selain itu, bunga Edelweiss juga bisa dimanfaatkan dibidang kesehatan.”
            “Joe, itu tidak penting bagiku”
            “Stanley, tahukah kau apa harta karun itu ? Harta karun tak selamanya berbentuk benda baru yang kau temukan di alam liar, harta karun mempunyai makna yang lebih dalam dari itu. Harta karun bisa berbentuk seseorang yang sangat berharga bagimu. Ketika ayahmu menemukan ibumu dalam kasus yang terkenal di Amerika Latin itu, ibumu adalah harta karun bagi ayahmu. Karena tak ada yang dapat menggantikan posisi ibumu di sisi ayahmu. Harta karun juga menyangkut  tentang fungsi manfaat. Tidak peduli orang lain telah menemukan manfaat itu lebih dahulu darimu, yang penting adalah bagaimana caramu memberitahu dunia mengenai manfaat dari harta karunmu itu. Kau bisa menggunakan harta karunmu itu untuk membantu orang lain, setidaknya mengenal kepada ibu atau kakakmu mengenai bunga ini. Itu saja sudah cukup. Bunga ini adalah harta karunmu, dan kau adalah seorang petualang baik yang akan memberi manfaat mengenai apa yang kau temukan.”
            “So, You got what I mean about the real treasure?”
            “Yes Joe, thanks for telling me about the real treasure!”

---Arinda Wita Hedila---


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal Percobaan Sebelum Menghadapi UN Bahasa Indonesia SMA

Soal Percobaan Sebelum Menghadapi UN             Isu hidupnya lembaga bredel dalam legislasi pers nasional kembali menghantui insan pers Indonesia. Beberapa kalangan mengaku telah menerima  draft  perubahan UU Pers yang di dalamnya konon antara lain memuat pengaturan mengenai bredel. Ketakutan akan kembalinya rezim otoriter yang menaburkan kritik dan membudayakan sensor, pembungkaman, serta pembutatulian warga kembali menyeruak. Tidak heran wacana yang hendak dimunculkannya kembali dibredel dalam pembaruan hukum pers yang sebenarnya masih dalam tataran isu menimbulkan gelombang penolakan. Boleh dikata tidak ada satu pun insan pers dan pegiat hak atas kebebasan informasi di negeri ini yang mau lembaga bredel dihidupkan kembali. Eksisnya lembaga bredel dikhawatirkan memberi peluang bagi kekuasaan untuk secara diskredit menghentikan operasi lembaga pers jika dianggap merongrong kewibawaan pemerintah. Pertanyaan mendasar yang layak dikemukakan adalah sejauh mana kekhawatiran akan ke

Dampak Negatif Perjanjian Renville bagi Indonesia

Dampak Negatif Perjanjian Renville Oleh : Arinda Wita Hedila 1.         Bubarnya kabinet Amir Syarifuddin (Januari,1948). Kabinet Amir Syraifudin ditentang oleh dua partai besar yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Masyumi. Penentangan itu membuat kabinetnya jatuh, hingga Amir syarifudin menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada 23 Januari 1948. 2.         Indonesia terpaksa harus menerima bentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) lewat masa transisi. Sebelum RIS terbentuk Belanda menguasi seluruh wilayah Indonesia. 3.         Indonesia harus menerima hilangnya wilayah kekuasaan. Daerah-daerah yang direbut Belanda dalam Perang Kolonial I lepas termasuk Republik Indonesia. Wilayah Repubik, baik di Jawa maupun di Sumatra terpecah-pecah. Daerah satu dengan daerah yang lain terpisah oleh daerah pendudukan Belanda.  4.         Pejuang yang berada di daerah Belanda harus masuk ke wilayah RI. 5.         Perekonomian RI diawasi secara ketat oleh pihak Bel

Macam-macam Majas

Macam-macam Majas             Majas perbandingan /pertautan : Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut. Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal. Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya. 3.       Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai". contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja. 4.       Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang